Milly
Sinta Widiyani
Deburan ombak dipantai terdengar sangat bergemuruh, angin
malam terasa hingga menusuk tulang. Helaian rambut yang dibiarkan sengaja oleh
gadis itu dengan bebasnya tertiup angin. Milly Narundana namanya, gadis
berdarah sunda itu tengah berdiri diatas pasir putih ditemani pria berperawakan
tinggi disampingnya. Panggil saja namnya Bisma Erlangga, pria tampan nan
mempesona yang membuat setiap kaum hawa ingin memilikinya
“ Milly..”, panggil Bisma seraya menoleh ke arah Milly. Sementara
Milly hanya mengangkat kedua alisnya.
“ Gue mau ngomong sama loe, tapi ini jujur”, ucap bisma lalu meraih dan
menggengam erat tangan Milly.
“ Bukannya loe selalu ngomong bohong ya?”, canda Milly.
“ Serius dong Mill”.
“ Iya iya sorry, ngomong aja
kali. Santai!”
“ Gue itu suka sama loe Milly, gue sayang sama loe. Sayang yang lebih dari
seorang sahabat. Maafin gue Mill... gue cinta sama loe!”, ucap Bisma dengan
gugup.
“ So?”, jawab Milly
pura-pura tidak mengerti.
“ Mau kan jadi pacar
gue? Tapi....”, ucap Bisma menggantung
“ Tapi apa Bis?”
“ Tapi gue pengennya loe jadi pendamping hidup gue Mill”, lanjut Bisma.
“ Hmm... denger ya, gue itu hanya seorang cewek bodoh, gue itu kotor, gue
itu hina. Gw hanyalah seorang pelacur dan gw lebih hina dari seekor binatang!”,
runtuk Milly sendu.
“ Tapi ini semua bukanlah kemauan gw, bukanlah keinginan gw. Gue enggak mau
hidup gw terus kayak gini, yang tiap hari dan tiap waktu harus menjadi pemuas
nafsu orang lain yang bahkan gw gak tau asal-usulnya dari mana. Sejujurnya gue
rindu suasana hidup gue yang dulu, yang aman tanpa harus menderita seperti
sekarang ini. Apa gw harus bunuh diri untuk akhiri semua ini. Bahkan gue juga
udah jauh dari Tuhan, bahkan ga kenal sama agama gw sendiri. Apa loe mau punya
istri semcam gue? Sorry Bisma loe itu
terlalu baik buat gue dan gw terlalu buruk buat loe”, ucap milly secara
terang-terangan lalu menangis.
“ Tapi menurut gue loe itu enggak hina Milly, loe itu gak kotor. Tapi yang
hina itu adalah pekerjaan loe”, balas Bisma yang kemudian mendekap erat tubuh
kurus Milly.
“ sorry Bis, kasih gue waktu”,
ketus Milly lalu melepaskan dekapan erat Bisma lalu pergi meninggalkannya
seorang diri.
“ Kenapa loe pergi Mill? Loe nolak gue?”, teriak Bisma
“ Gue...gue rasa janga terlalu terburu-buru masih banyak waktu”, balas
Milly menghentikan langkahnya sebentar lalu melangkahkan kakinya kembali.
Bruukkk...... tiba-tiba Milly terjatuh diatas pasir putih itu.
Dengan sigap Bisma langsung berlari menghampiri tubuh Milly yang tergeletak tak
berdaya itu.
“ Astaga Milly, loe kenapa? Kenapa muka loe pucat banget?”, tanya Bisma
dengan panik lalu memegang kening Milly. Keningnya terasa panas.
Bisma segera membopong tubuh Milly dan membawanya kedalam
mobil. Dengan kecepatan tinggi Bisma tancap gas ke arah Rumah sakit terdekat
untuk menangani Milly.
***
“ Selamat malam, maaf apakah anda keluarga pasien?”, tanya dokter yang
menangani Milly.
“ Iya dok, saya keluarga pasien”, jawab Bisma
“ Bisa ikut saya keruangan saya?. Mari silahkan”, ajak dokter, sedangkan
Bisma hanya mengangguk dan membuntuti dokter itu menuju ke ruangannya.
“ Jadi begini, pasien yang bernama Milly terkena penyakit HIV AIDS.
Penyakit yang hingga saat ini belum bisa disembuhkan oleh pengobatan apapun.
Pasien terkena penyakit ini disebabkan pasien terlalu sering berhubungan intim
secara bergantian dan bebas tanpa memikirkan apa akibatnya nanti”, jelas dokter
pada Bisma
“ Tapi memang tidak ada jalan lain untuk sembuh dari penyakit itu dok?”,
tanya Bisma.
“ Secara kedokteran masih belum
bisa, tapi jika ada keajaiban Insya Allah bisa disembuhkan tetapi memerlukan
waktu yang tidaklah sebentar mas. Lihat saja efeknya saat ini. Tubuhnya menjadi
kurus kering, mudah kecapean, dan mungkin akan menyebabkan kematian”, terang
dokter pada Bisma.
Bisma hanya tertegun mendengar keterangan dokter yang
diucapkan baru saja. Matanya berkaca-kaca seakan tak percaya atas apa yang kini
dialami oleh gadis yang ia cintai.
Kini Bisma pun pamit kepada dokter, lalu keluar dan menuju ke
ruangan diamana Milly kini dirawat.
“ Milly, loe yang sabar ya. Gue janji akan terus ada buat loe..”, lirih
Bisma yang kemudian mengecup punggung tangan Milly.
“ Yaudahlah yah, enggak usah terlalu dipikirin gitu Bisma. Gue juga udah
tau kok apa resiko seorang pekerja seks komersial, udah gak aneh dan gak heran
lagi”, ucap Milly dengan santai lalu bangkit dan keluar dari ruangan itu.
Dengan santainya Milly menanggapi permasalahan yang
menghinggapi hidupnya saat ini. Penyakit yang menggerogoti tubuhnya yang sangat
mematikan. Milly masih bisah tersenyum seperti itu, konyol sekali.
“ Tenang aja ya Bis gak usah pikirin gue, gue bisa hidup sendiri kok.
Biarin gue habisin sisa-sisa hidup gue dengan keadaan kayak gini. Mungkin
setelah loe tau semuanya loe pasti bakalan pegi dan tinggalin gue sendiri,
karena loe malu punya temen kayak gue hehe...”, kata Milly dengan sendu.
“ Loe gak boleh bilang gitu Milly, gue malu loe jadi istri gue, jadi
pendamping gue, jadi teman hidup gue”, ucap Bisma mendekap Milly dan mengecup
keningnya.
Milly tertegun atas ucapan Bisma. Apa yakin, apa pantas ia
menjadi Ny. Erlangga. Keluarga yang status sosialnya bahkan jauh lebih tinggi
darinya. Sedangkan ia hanyalah seorang gadis biasa yang tak punya apa-apa.
Sedangkan bisma mempunyai banyak aset dibandingkan dengan diirnya.
Milly masih belum percaya apa yang dikatakan oleh Bisma. Bisma
pun meyakinkan Milly dengan cara mengajak Milly untuk datang kerumahnya dan
mengatakan pada orang tuanya bahwa Bisma serius dan ingin segera menikah
bersama Milly.
Tapi Milly sudah bisa menebak reaksi orang tua Bisma. Kedua
orang tuanya pasti tidak akan memberi restu untuk menjadikan Milly menantu mereke.
Dan ternyata dugaannya benar. Kedua orang tua Bisma tidak mengizinkan anaknya
untuk menikah dengan Milly. Tetapi Bisma bersikeras ingin menikahi Milly dengan
atau tanpa restu oarang tua.
8 Bulan kemudian
Milly dan Bisma telah meikah dengan tanpa restu kedua orang
tuanya. Suatu hari keduanya pergi menuju kediaman Bisma. Tapi sayang mamanya
Bisma yang bernama Dian mengusir Milly karna ia sangat shock bahwa Bisma dan Milly telah menikah delapan bulan yang lalu
tanpa sepengetahuannya.
Kemudian tante Dian berniat menemui om Dani, suaminya untuk
membicarakan agar bisma mau menceraikan Milly. Karena menurutnya, jika Bisma
masih saja menjadi suami Milly, itu hanya akan membuat nama keluarganya malu.
Tetapi naas, diperjalanan mobil yang dikendarai oleh tante Dian tertabrak truk
bermuatan pasir sehingga mobilnya terguling beberapa kali dan kemudian terjatuh
kejurang, dan mengakibatkan tante Dian kritis.
Setelah kecelkaan itu tante Dian kehilangan penglihatannya. Ia
kini tidak bisa melihat apa-apa dan tante Dian sanga berharap ada seseorang
yang rela dan mau mendonorkan matanya untuk tante Dian.
Ternyata Milly mengetahui hal itu, kemudian Milly diam-diam
menemui dokter yang menangani tante Dian tanpa sepengetahuan Bisma agar Milly
bisa mendonorkan matanya untuk mama Bisma, mertuanya yang sangat membencinya.
“Apakah Ny. Milly bersungguh-sungguh akan mendonorkan matanya untuk pasien
yang bernama Dian Daniati?”, tanya dokter denga serius.
“ Saya serius dokter. Saya ingin tante Dian bisa melihat sedia kala”, jawab
Milly dengan mantap.
“ Kalo begitu silahkan anda tanda tangani surat pernyataan berikut”,
perintah dokter sembari menyodorkan map berwarna biru langit tersebut kepada
Milly.
Milly meraih map biru itu lalu membukanya dan terpampanf
disana dengan jelas surat pernyataan donor organ tubuh A/n.Milly Narundana.
Dengan teliti dan sangat berhati-hati Milly menorehkan tinta pena itu untuk
menandatangani surat pernyataan donor organ tubuh.
Akhirnya semuanya telah dibicarakan dengan baik dan operasi
kornea mata akan segera dilaksanakan atas permintaan Milly.
Keesokan harinya.....
Di ruang operasi
“ Anda sudah siap?”. Tanya dokter pada Milly
“ Siap dokter” , Milly mengangguk
Operasi pun dimulai. Lima jam berlalu, operasi telah
dilaksanakan dengan lancar. Tetapi kini kondisi Milly semakin melemah, bahkan
memburuk. Kini tante Dian sudah bisa
melihat kembali. Sedangkan Milly hanya bisa terbaring lemah diruang bedah
operasi, mengikhlaskan kedua matanya untuk tante Dian. Pihak rumah sakit telah
mengumumkan bahwa tante Dian sudah bisa melihat. Bisma sangat senang mendengar
kabar itu, tetapi kebahagian itu seketika sirna ketika ia mengetahui bahwa
istrinya, Milly yang telah mendonorkan matanya untuk mamanya yang belum bisa
menerima Milly menjadi menantunya. Hatinya sangat hancur ketika mengetahui
bahwa Milly telah tiada karna penyakit HIV AIDS yang diidapnya selama ini.
Sejak saat itulah baru tante Dian mau menerimadan menganggap
Milly sebagai menantunya. Dan tante Dian pun
sadar ternyata Milly tidak seburuk yang ia kira selama iini, ternyata
Milly berhati mulia dan tidak menyimpan dendam pada tante Dian yang ada Milly
menyelamatkan tante Dian denga mendonorkan matanya untuk tante Dian.
Hey
Bisma, suamiku tersayang. Mungkin saat kamu membaca surat ini aku udah enggak
ada ya. Hmmm... maafin aku yah, aku sembelumnya enggak ngomong dulu sama kamu
kalo aku mau donorin kornea mata aku untuk mama kamu...
Aku
hanya ingin mama kamu bisa liat lagi kayak dulu. Ini adalah sebagian pembuktian
bahwa aku pantas menjadi menantu mama kamu.
Untuk tante Dian, jaga mata aku baik-baik ya tante. Semoga
setelah tidak adanya aku, tante Dian bisa mendapatkan menantu yang lebih baik
dari pada aku. Aku sayang tante.
Untuk
Bisma Erlangga, jaga dirimu baik-baik disana ya. Aku ingin kamu tersenyum
bahagia tanpa aku disamping kamu. Aku beruntung bisa mempunyai suami seperti
kamu. Aku sayang kamu Bisma, sayang banget. Jaga diri dan jaga hatimu disana ya
Bisma. Love you
Lovely,
Milly
Sekilas surat yang Milly tulis dan dititpkan pada dokter
sebelum ia melakukan operasi dan akhirnya ia meninggal. Bisma berteriak dalam
hati kenapa harus kayak gini. Bisma mengacak-ngacak rambutnya yang mulai
gondrong itu lalu butiran-butiran air matanya perlahan membanjiri pipinya.
Aku
sungguh sangat mencintaimu
Aku
sungguh sangat menyayangimu
Sungguh
aku tak ingin berpisah denganmu
Tetapi,
Tuhan lebih menyayangimu...
Tak ada
yang bisa menggantikan sosokmu,
Didalam
kehidupanku, dan tak akan
Pernah
ada kini yang tersisa
Hanyalah
kenangan.....
2 Tahun kemudian
“ Halo,selamat siang wanita cantik yang tengah tertidur nyenyak dibaluti
kain kafan ditutupi papan disana. Semoga kamu tenang disana dan ditempatkan
ditempat yang terindah bersama Tuhan. Tidur yang nyenyak ya sayang. Aku kesini
cuma kangen kamu Milly sayang. Aku rindu kamu..sangat rindu kamu sangat sangat
rindu. Aku hanya ingin mengatakan bahwa hingga saat ini aku belum bisa menerima
wanita-wanita yang hadir dalam hidupku, karena kamu tak akan pernah tergantikan
dihati aku dan dihidup akuMilly. Love you so much”, ucap Bisma dengan lirih
lalu menyiram tanah kuburan dan menaburinya dengan bunga. Kemudian Bisma
mengusap batu nisan yang bertuliskan “ Milly Narundana” lalu mengecupnya dan
beranjak pergi meninggalkan area permakaman.
Akankah...dihari
nanti sosokmu kembali...
Membawaku
pergi...tak selamanya...
Tak
terlepas, tak terlupakan...
Saat
indah dimana kita bersama~.
0 komentar: