Senin, 15 Juni 2015

Milly


Sinta Widiyani



Deburan ombak dipantai terdengar sangat bergemuruh, angin malam terasa hingga menusuk tulang. Helaian rambut yang dibiarkan sengaja oleh gadis itu dengan bebasnya tertiup angin. Milly Narundana namanya, gadis berdarah sunda itu tengah berdiri diatas pasir putih ditemani pria berperawakan tinggi disampingnya. Panggil saja namnya Bisma Erlangga, pria tampan nan mempesona yang membuat setiap kaum hawa ingin memilikinya
Milly..”, panggil Bisma seraya menoleh ke arah Milly. Sementara Milly hanya mengangkat kedua alisnya.
“ Gue mau ngomong sama loe, tapi ini jujur”, ucap bisma lalu meraih dan menggengam erat tangan Milly.
“ Bukannya loe selalu ngomong bohong ya?”, canda Milly.
“ Serius dong Mill”.
“ Iya iya sorry, ngomong aja kali. Santai!”
“ Gue itu suka sama loe Milly, gue sayang sama loe. Sayang yang lebih dari seorang sahabat. Maafin gue Mill... gue cinta sama loe!”, ucap Bisma dengan gugup.
“ So?”, jawab Milly pura-pura tidak mengerti.
“ Mau kan jadi pacar gue? Tapi....”, ucap Bisma menggantung
“ Tapi apa Bis?”
“ Tapi gue pengennya loe jadi pendamping hidup gue Mill”, lanjut Bisma.
“ Hmm... denger ya, gue itu hanya seorang cewek bodoh, gue itu kotor, gue itu hina. Gw hanyalah seorang pelacur dan gw lebih hina dari seekor binatang!”, runtuk Milly sendu.
“ Tapi ini semua bukanlah kemauan gw, bukanlah keinginan gw. Gue enggak mau hidup gw terus kayak gini, yang tiap hari dan tiap waktu harus menjadi pemuas nafsu orang lain yang bahkan gw gak tau asal-usulnya dari mana. Sejujurnya gue rindu suasana hidup gue yang dulu, yang aman tanpa harus menderita seperti sekarang ini. Apa gw harus bunuh diri untuk akhiri semua ini. Bahkan gue juga udah jauh dari Tuhan, bahkan ga kenal sama agama gw sendiri. Apa loe mau punya istri semcam gue? Sorry Bisma loe itu terlalu baik buat gue dan gw terlalu buruk buat loe”, ucap milly secara terang-terangan lalu menangis.
“ Tapi menurut gue loe itu enggak hina Milly, loe itu gak kotor. Tapi yang hina itu adalah pekerjaan loe”, balas Bisma yang kemudian mendekap erat tubuh kurus Milly.
sorry Bis, kasih gue waktu”, ketus Milly lalu melepaskan dekapan erat Bisma lalu pergi meninggalkannya seorang diri.
“ Kenapa loe pergi Mill? Loe nolak gue?”, teriak Bisma
“ Gue...gue rasa janga terlalu terburu-buru masih banyak waktu”, balas Milly menghentikan langkahnya sebentar lalu melangkahkan kakinya kembali.
Bruukkk...... tiba-tiba Milly terjatuh diatas pasir putih itu. Dengan sigap Bisma langsung berlari menghampiri tubuh Milly yang tergeletak tak berdaya itu.
“ Astaga Milly, loe kenapa? Kenapa muka loe pucat banget?”, tanya Bisma dengan panik lalu memegang kening Milly. Keningnya terasa panas.
Bisma segera membopong tubuh Milly dan membawanya kedalam mobil. Dengan kecepatan tinggi Bisma tancap gas ke arah Rumah sakit terdekat untuk menangani Milly.
***
“ Selamat malam, maaf apakah anda keluarga pasien?”, tanya dokter yang menangani Milly.
“ Iya dok, saya keluarga pasien”, jawab Bisma
“ Bisa ikut saya keruangan saya?. Mari silahkan”, ajak dokter, sedangkan Bisma hanya mengangguk dan membuntuti dokter itu menuju ke ruangannya.
“ Jadi begini, pasien yang bernama Milly terkena penyakit HIV AIDS. Penyakit yang hingga saat ini belum bisa disembuhkan oleh pengobatan apapun. Pasien terkena penyakit ini disebabkan pasien terlalu sering berhubungan intim secara bergantian dan bebas tanpa memikirkan apa akibatnya nanti”, jelas dokter pada Bisma
“ Tapi memang tidak ada jalan lain untuk sembuh dari penyakit itu dok?”, tanya Bisma.
“ Secara kedokteran  masih belum bisa, tapi jika ada keajaiban Insya Allah bisa disembuhkan tetapi memerlukan waktu yang tidaklah sebentar mas. Lihat saja efeknya saat ini. Tubuhnya menjadi kurus kering, mudah kecapean, dan mungkin akan menyebabkan kematian”, terang dokter pada Bisma.
Bisma hanya tertegun mendengar keterangan dokter yang diucapkan baru saja. Matanya berkaca-kaca seakan tak percaya atas apa yang kini dialami oleh gadis yang ia cintai.
Kini Bisma pun pamit kepada dokter, lalu keluar dan menuju ke ruangan diamana Milly kini dirawat.
“ Milly, loe yang sabar ya. Gue janji akan terus ada buat loe..”, lirih Bisma yang kemudian mengecup punggung tangan Milly.
“ Yaudahlah yah, enggak usah terlalu dipikirin gitu Bisma. Gue juga udah tau kok apa resiko seorang pekerja seks komersial, udah gak aneh dan gak heran lagi”, ucap Milly dengan santai lalu bangkit dan keluar dari ruangan itu.
Dengan santainya Milly menanggapi permasalahan yang menghinggapi hidupnya saat ini. Penyakit yang menggerogoti tubuhnya yang sangat mematikan. Milly masih bisah tersenyum seperti itu, konyol sekali.
“ Tenang aja ya Bis gak usah pikirin gue, gue bisa hidup sendiri kok. Biarin gue habisin sisa-sisa hidup gue dengan keadaan kayak gini. Mungkin setelah loe tau semuanya loe pasti bakalan pegi dan tinggalin gue sendiri, karena loe malu punya temen kayak gue hehe...”, kata Milly dengan sendu.
“ Loe gak boleh bilang gitu Milly, gue malu loe jadi istri gue, jadi pendamping gue, jadi teman hidup gue”, ucap Bisma mendekap Milly dan mengecup keningnya.
Milly tertegun atas ucapan Bisma. Apa yakin, apa pantas ia menjadi Ny. Erlangga. Keluarga yang status sosialnya bahkan jauh lebih tinggi darinya. Sedangkan ia hanyalah seorang gadis biasa yang tak punya apa-apa. Sedangkan bisma mempunyai banyak aset dibandingkan dengan diirnya.
Milly masih belum percaya apa yang dikatakan oleh Bisma. Bisma pun meyakinkan Milly dengan cara mengajak Milly untuk datang kerumahnya dan mengatakan pada orang tuanya bahwa Bisma serius dan ingin segera menikah bersama Milly.
Tapi Milly sudah bisa menebak reaksi orang tua Bisma. Kedua orang tuanya pasti tidak akan memberi restu untuk menjadikan Milly menantu mereke. Dan ternyata dugaannya benar. Kedua orang tua Bisma tidak mengizinkan anaknya untuk menikah dengan Milly. Tetapi Bisma bersikeras ingin menikahi Milly dengan atau tanpa restu oarang tua.
8 Bulan kemudian
Milly dan Bisma telah meikah dengan tanpa restu kedua orang tuanya. Suatu hari keduanya pergi menuju kediaman Bisma. Tapi sayang mamanya Bisma yang bernama Dian mengusir Milly karna ia sangat shock bahwa Bisma dan Milly telah menikah delapan bulan yang lalu tanpa sepengetahuannya.
Kemudian tante Dian berniat menemui om Dani, suaminya untuk membicarakan agar bisma mau menceraikan Milly. Karena menurutnya, jika Bisma masih saja menjadi suami Milly, itu hanya akan membuat nama keluarganya malu. Tetapi naas, diperjalanan mobil yang dikendarai oleh tante Dian tertabrak truk bermuatan pasir sehingga mobilnya terguling beberapa kali dan kemudian terjatuh kejurang, dan mengakibatkan tante Dian kritis.
Setelah kecelkaan itu tante Dian kehilangan penglihatannya. Ia kini tidak bisa melihat apa-apa dan tante Dian sanga berharap ada seseorang yang rela dan mau mendonorkan matanya untuk tante Dian.
Ternyata Milly mengetahui hal itu, kemudian Milly diam-diam menemui dokter yang menangani tante Dian tanpa sepengetahuan Bisma agar Milly bisa mendonorkan matanya untuk mama Bisma, mertuanya yang sangat membencinya.
“Apakah Ny. Milly bersungguh-sungguh akan mendonorkan matanya untuk pasien yang bernama Dian Daniati?”, tanya dokter denga serius.
“ Saya serius dokter. Saya ingin tante Dian bisa melihat sedia kala”, jawab Milly dengan mantap.
“ Kalo begitu silahkan anda tanda tangani surat pernyataan berikut”, perintah dokter sembari menyodorkan map berwarna biru langit tersebut kepada Milly.
Milly meraih map biru itu lalu membukanya dan terpampanf disana dengan jelas surat pernyataan donor organ tubuh A/n.Milly Narundana. Dengan teliti dan sangat berhati-hati Milly menorehkan tinta pena itu untuk menandatangani surat pernyataan donor organ tubuh.
Akhirnya semuanya telah dibicarakan dengan baik dan operasi kornea mata akan segera dilaksanakan atas permintaan Milly.
Keesokan harinya.....
Di ruang operasi
“ Anda sudah siap?”. Tanya dokter pada Milly
“ Siap dokter” , Milly mengangguk
Operasi pun dimulai. Lima jam berlalu, operasi telah dilaksanakan dengan lancar. Tetapi kini kondisi Milly semakin melemah, bahkan memburuk.  Kini tante Dian sudah bisa melihat kembali. Sedangkan Milly hanya bisa terbaring lemah diruang bedah operasi, mengikhlaskan kedua matanya untuk tante Dian. Pihak rumah sakit telah mengumumkan bahwa tante Dian sudah bisa melihat. Bisma sangat senang mendengar kabar itu, tetapi kebahagian itu seketika sirna ketika ia mengetahui bahwa istrinya, Milly yang telah mendonorkan matanya untuk mamanya yang belum bisa menerima Milly menjadi menantunya. Hatinya sangat hancur ketika mengetahui bahwa Milly telah tiada karna penyakit HIV AIDS yang diidapnya selama ini.
Sejak saat itulah baru tante Dian mau menerimadan menganggap Milly sebagai menantunya. Dan tante Dian pun  sadar ternyata Milly tidak seburuk yang ia kira selama iini, ternyata Milly berhati mulia dan tidak menyimpan dendam pada tante Dian yang ada Milly menyelamatkan tante Dian denga mendonorkan matanya untuk tante Dian.

Hey Bisma, suamiku tersayang. Mungkin saat kamu membaca surat ini aku udah enggak ada ya. Hmmm... maafin aku yah, aku sembelumnya enggak ngomong dulu sama kamu kalo aku mau donorin kornea mata aku untuk mama kamu...
Aku hanya ingin mama kamu bisa liat lagi kayak dulu. Ini adalah sebagian pembuktian bahwa aku pantas menjadi menantu mama kamu.
Untuk tante Dian, jaga mata aku baik-baik ya tante. Semoga setelah tidak adanya aku, tante Dian bisa mendapatkan menantu yang lebih baik dari pada aku. Aku sayang tante.
Untuk Bisma Erlangga, jaga dirimu baik-baik disana ya. Aku ingin kamu tersenyum bahagia tanpa aku disamping kamu. Aku beruntung bisa mempunyai suami seperti kamu. Aku sayang kamu Bisma, sayang banget. Jaga diri dan jaga hatimu disana ya Bisma. Love you
Lovely,
Milly
Sekilas surat yang Milly tulis dan dititpkan pada dokter sebelum ia melakukan operasi dan akhirnya ia meninggal. Bisma berteriak dalam hati kenapa harus kayak gini. Bisma mengacak-ngacak rambutnya yang mulai gondrong itu lalu butiran-butiran air matanya perlahan membanjiri pipinya.
Aku sungguh sangat mencintaimu
Aku sungguh sangat menyayangimu
Sungguh aku tak ingin berpisah denganmu
Tetapi, Tuhan lebih menyayangimu...
Tak ada yang bisa menggantikan sosokmu,
Didalam kehidupanku, dan tak akan
Pernah ada kini yang tersisa
Hanyalah kenangan.....
2 Tahun kemudian
“ Halo,selamat siang wanita cantik yang tengah tertidur nyenyak dibaluti kain kafan ditutupi papan disana. Semoga kamu tenang disana dan ditempatkan ditempat yang terindah bersama Tuhan. Tidur yang nyenyak ya sayang. Aku kesini cuma kangen kamu Milly sayang. Aku rindu kamu..sangat rindu kamu sangat sangat rindu. Aku hanya ingin mengatakan bahwa hingga saat ini aku belum bisa menerima wanita-wanita yang hadir dalam hidupku, karena kamu tak akan pernah tergantikan dihati aku dan dihidup akuMilly. Love you so much”, ucap Bisma dengan lirih lalu menyiram tanah kuburan dan menaburinya dengan bunga. Kemudian Bisma mengusap batu nisan yang bertuliskan “ Milly Narundana” lalu mengecupnya dan beranjak pergi meninggalkan area permakaman.
Akankah...dihari nanti sosokmu kembali...
Membawaku pergi...tak selamanya...
Tak terlepas, tak terlupakan...
Saat indah dimana kita bersama~.

0 komentar: