Sinopsis novel Dilan 2
Milea kembali menceritakan kisah cintanya dengan Dilan. Sebagai mana orang yang baru jadian, tentu saja Milea mengalami masa-masa SMA yang indah ketika sudah resmi menjadi pacar Dilan. Di bawah guyuran hujan Dilan melaju dengan motor CB-nya bersama Milea yang berada di belakangnya, Milea benar-benar erat memeluk Dilan, mereka menyusuri Jalan Buah Batu sambil ketawa-ketawa, itu semua di sebabkan oleh Dilan yang selalu berhasil membuat Milea istimewa, nyaman, dan aman tinggal di Bumi.
Puisi Dilan
“PR-ku adalah merindukanmu. Lebih kuat dari Matematika. Lebih luas dari Fisika. Lebih kerasa dari Biologi.”
Dilan adalah sedikit orang yang bisa mengatakan sesuatu dengan mudah tanpa ragu-ragu. walaupun Dilan anggota geng motor tapi, kata Dilan.
“Senakal-nakalnya anak geng motor, Lia, mereka akan sholat pada waktu ujian praktek Agama.”
Jawaban Dilan selalu berhasil mengundang senyum pada Milea, lagi pula Dilan selalu mendapat ranking pertama atau minimal kedua di kelasnya. Meskipun sebenarnya Milea menyayangkan karena itu adalah hal buruk yang tidak disukainya. Karena Milea takut terjadi apa-apa pada Dilan di sebabkan oleh geng motor itu.
Hari itu, di sekolah sedang tidak ada kegiatan belajar karena guru-guru sedang rapat untuk persiapan pembagian rapor. Milea merasa gusar dengan kasus Dilan yang pernah berantem dengan Anhar karena membela dirinya, Milea merasa takut kalau-kalau akhirnya Dilan jadi di pecat di sekolah. lalu, tiba-tiba Piyan datang dan memberi tahu bahwa Dilan berantem di warung Bi Eem, Milea panik dan langsung menemui Dilan. saat Dilan bertanya berantem dengan siapa, Dilan hanya bilang Agen CIA. Mendengar itu Milea sempat kesal tapi juga khawatir, bagaimana kalau seandainya terjadi apa-apa lagi dengan Dilan? tapi, seperti biasa. Dilan selalu dengan ketenangannya. Malah saat Milea merasa panik bertanya, Dilan masih sempat-sempatnya bercanda, itu semua Dilan lakukan hanya untuk meredamkan kekhawatiran Milea.
Hingga pada suatu malam, Milea mendapat telepon dari Piyan, Piyan mengabarkan bahwa Dilan sudah tahu siapa yang mengeroyoknya yang dia sebut Agen CIA itu tempo hari di warung Bi Eem ternyata itu adalah kakaknya Anhar, dan Dilan sudah berkumpul dengan kawan-kawannya untuk membalas dendam. Milea yang saat itu ingin menyusul untuk berusaha menggagalkan rencana Dilan tidak tahu harus naik kendaraan apa, kebetulan ada Yugo.. anaknya Tante Anis yang baru pindah dari luar negeri yang menaruh hati pada Milea sedang main ke rumahnya Milea. Langsung saja Milea mengajak Yugo dengan berpura-pura ingin jalan-jalan keluar. Akhirnya, Milea berhasil menemui Dilan. dan berbicara serius untuk agar Dilan membatalkan rencana serangan balas dendamnya itu, dengan mengancam akan putus kalau Dilan masih tetap ingin balas dendam pada kakaknya Anhar.
Apakah Dilan benar-benar melaksanakan rencana penyerangan balas dendamnya malam itu?
meskipun Milea sudah mengancam ingin putus kalau Dilan tetap menyerang?
Dan Apakah Milea benar-benar serius berkata seperti itu?
Membaca Novel ini, jujur, aku benar-benar merasa larut dalam kisah yang di paparkan dengan bahasa yang sederhana, seperti percakapan sehari-hari. Tanpa pemilihan diksi yang ngejelimet. Daaaan... si Penulis selalu berhasil membuatku meleleh saat membaca setiap deskripsi tentang Dilan, atau tentang percakapan-percakapan Dilan dengan Milea. Rasanya di kepala ini Dilan selalu berhasil aku bayangkan, tentang ketenangannya, tentang ke gelo-an nya, bahkan tentang rasa sayangnya ke Milea. Apalagi ada selipan-selipan bahasa Sunda yang bikin aku ngakak sendiri. di novel yang pertama aku hanya butuh 3 jam untuk menyelesaikan membacanya, tapi di novel bagian keduanya, aku butuh dua hari, kenapaaaaa? Karena makin membaca ending, makin makin kebawa perasaan. Pokoknya kalian harus baca sendiri, deh. Biar tahu. kadang, aku juga mikir, Dilan itu siapa, sih, yah? Kenapa Dilan harus ada di tahun 1990. Kenapa engga di Tahun 1994 aja biar seumuran sama aku, terus jadi pacar aku. *eh HAHAHA.
Tapi, ada beberapa yang bikin aku merasa aneh, di halaman 218. Tiba-tiba ada Airin. Mungkin harusnya itu Disa. Jadi sedikit typo. Tapi itu tidak mempengaruhi semua jalan cerita yang di tulis secara sederhana namun ngena sama si Ayah. Ah pokoknya, Aku suka Dilan. Dilan yang aneh, yang selalu bisa bikin semua orang di dekatnya ketawa-ketawa.
Seperti yang Milea katakan,
“Aku mencintaimu, biarlah ini urusanku, bagaimana kau kepadaku, terserah, itu urusanmu!”
0 komentar: